page contents
 
Uum G. Karyanto 

mengonsumsi, bukan mengkonsumsi;
memesona, bukan mempesona;
menaati, bukan mentaati; menyukseskan, bukan mensukseskan.

Akan tetapi:

mengkritik, bukan mengeritik;
memproduksi, bukan memeroduksi;
mentransfer, bukan menransfer;
mensyukuri, bukan menyukuri. 
o   

Tiara Adelina 
Nah, itu namanya tidak konsisten pembakuan bahasa Indonesia. Contohnya bang: kue seharusnya dibaca dgn k-u-e, knyataannya kita membaca dgn k-u-w-e, katanya ad fungsi keindahan. Ada lagi bang, kalo dilihat sekilas beda meniduri dan menidurkan apa ya? :D

Uum G. Karyanto ‎
Tiara Adelina, tidak perlu risau. Masalah seperti itu juga terjadi hampir pada semua bahasa di dunia. Pada tataran fonologi, kata 'kue' memang dilafalkan /kuwe/ atau /kuweh/. Bunyi /w/ muncul sebagai bunyi luncur. Sama seperti munculnya bunyi /b/ di antara /m/ dan /l/ pada kata 'jumlah'.

o   

Uum G. Karyanto 
Tiara Adelina, dl KBBI meniduri diartikan sbg 1. tidur di; berbaring di, 2. (kias) bersetubuh dengan ..., sedangkan menidurkan: 1. membawa tidur, membaringkan (meninabobokan dsb) supaya tidur; 2. merebahkan. Jadi, Dewi Ratna Sari, tidak ada masalah kok dengan pertanyaan Tiara.



Faulina Handayani 
Sekadar tambahan info. Kata dasar Чǝлб berawalan k, p, t, s, bila bertemu dg imbuhan me- akan luluh, kecuali: 1) kata dasar itu merupakan konsonan rangkap (kr-kritik, kl-klasifikasi, dll); 2) kata dasar tersebut belum diserap dalam bhs ind (masih murni bahasa asing). Namun ada pengecualian untuk beberapa kata, misalnya kata kaji- tetap mengkaji karena maknanya berubah apabila мєηĵαđι mengaji.

o   

Uum G. Karyanto 
Terima kasih, Ayunda Faulina Handayani, atas tambahan infonya. Gejala yang dideskripsikan Ayunda dalam ilmu bahasa disebut proses nasalisasi, dan proses itu tidak terjadi pada kata dasar yang diawali digraf seperti yang dicontohkan Ayunda dan yang saya contohkan di atas. Contoh lain: meN- + stimulasi => menstimulasi, bukan menyetimulasi*. [Ket: meN = me-nasal; * = tanda fonetis untuk bentuk tidak berterima.] Ada gejala lain yang juga perlu dicermati, yaitu pengecualian pada kata-kata tertentu yang mengharuskan proses nasalisasi tidak terjadi dengan pertimbangan keserasian fonologis, misalnya meN + punya + i. Bunyi /p/ pada bentuk itu tidak luluh menjadi /m/ => memunyai*, tetapi tetap mempunyai karena secara fonologis tidak serasi.




Leave a Reply.