page contents
 
 Penggunaan “di mana” sebagai penghubung dua klausa
Yadhi Rusmiadi Jashar 


Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk “di mana” (padanan dalam bahasa Inggris adalah “who”, “whom”, “which”, atau “where”) atau variasinya (“dalam mana”, dengan mana”, dan sebagainya). Penggunaan “di mana” sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata “yang” sebagai kata penghubung untuk kepentingan itu dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, HINDARI PENGGUNAAN BENTUK “DI MANA”, apalagi “dimana”, termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Sebenarnya, selalu dapat dicari struktur yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia. 

o   

Efin Gustrizali 
 penggunaan "di mana" sedapat mungkin dihindarkan, baik ragam lisan maupun ragam tulis. Hal ini disebabkan penggunaan "di mana" akan membentuk konstruk introgatif. Bentuk ini akan memerlukan jawaban dari penggunaan "di mana". Satuan bahasa yang mengikutinya akan berwujud kata di sana atau di situ.

o   

Yadhi Rusmiadi Jashar 
‎/Di/ dalam kata /di manakah/ adalah kata depan (bukan imbuhan di-) yang dipakai untuk menanyakan tempat. Jadi, cara menulisnya harus dipisah. Kata depan /di/, /ke/, dan /dari/ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang udah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti /kepada/ dan /daripada/.

o   

Yadhi Rusmiadi Jashar 
Bang Cepi, untuk konstruksi kalimat yang dicontohkan Abdian, kata yang tepat adalah "tempat" atau mungkin kata lain dengan mengubah konstruksi kalimatnya. Akan tetapi, dalam konteks penghubung antarklausa, penggunaan /di mana/ harus dihindari dan dapat diganti dengan /yang/.

o   

Yadhi Rusmiadi Jashar 
Kata yang benar /Di manakah/.






Leave a Reply.